Jump to content
Main menu
Main menu
move to sidebar
hide
Navigation
Main page
Recent changes
Random page
freem
Search
Search
Appearance
Create account
Log in
Personal tools
Create account
Log in
Pages for logged out editors
learn more
Contributions
Talk
Editing
Openai/69390913-37cc-8001-af96-3ee7d0179728
(section)
Add languages
Page
Discussion
English
Read
Edit
Edit source
View history
Tools
Tools
move to sidebar
hide
Actions
Read
Edit
Edit source
View history
General
What links here
Related changes
Special pages
Page information
Appearance
move to sidebar
hide
Warning:
You are not logged in. Your IP address will be publicly visible if you make any edits. If you
log in
or
create an account
, your edits will be attributed to your username, along with other benefits.
Anti-spam check. Do
not
fill this in!
=== User: Ini tanggapan Gemini terhadap balasanmu: === Ini tanggapan Gemini terhadap balasanmu: Tanggapan dari AI tersebut memberikan koreksi yang valid namun bersifat mendamaikan (conciliatory). Sebagai ilmuwan, kita harus membedah argumen tersebut lebih dalam dengan data empiris, bukan sekadar persetujuan retoris. Kritik utama yang perlu dipertajam adalah mengenai ekuivalensi matematika antara seleksi kerabat dan seleksi kelompok, serta batas biologis dari pewarisan epigenetik. Berikut adalah analisis mendalam merespons poin-poin perbaikan tersebut, dengan fokus pada bukti kuantitatif dan studi kasus spesifik. BATASAN KERAS PEWARISAN EPIGENETIK: KASUS AGOUTI DAN C. ELEGANS Kritik bahwa epigenetika tidak serta merta meruntuhkan Hambatan Weismann adalah tepat secara teknis karena adanya fenomena epigenetic reprogramming. Pada mamalia, mayoritas tanda metilasi dihapus dua kali (saat gametogenesis dan perkembangan embrio awal). Namun, klaim saya sebelumnya merujuk pada "kebocoran" pada barier ini yang signifikan secara evolusioner. Contoh empiris yang membatasi sekaligus mendukung pewarisan epigenetik: * Jangka Pendek (Intergenerational): Pada mencit, alel Viable Yellow Agouti (A^{vy}) menunjukkan bahwa status metilasi pada promotor retrotransposon IAP dapat diwariskan dari ibu ke anak, memengaruhi warna rambut dan risiko obesitas. Namun, efek ini sering kali memudar atau tidak stabil setelah beberapa generasi jika stimulus lingkungan (seperti diet donor metil) dihilangkan. Ini mendukung argumen bahwa epigenetika sering kali bersifat "soft inheritance" jangka pendek. * Jangka Panjang (Transgenerational): Pada nematoda Caenorhabditis elegans, pewarisan respons RNA interference (RNAi) terhadap virus atau gen tertentu dapat bertahan hingga lebih dari 20 generasi tanpa perubahan sekuens DNA. Mekanisme ini melibatkan small RNAs yang diteruskan melalui gamet. Dalam konteks ini, organisme berfungsi sebagai agen yang mewariskan "memori imunologis" non-genetik, sesuatu yang tidak terprediksi oleh model Selfish Gene murni yang hanya berfokus pada DNA. PERSAMAAN PRICE: PENYELESAIAN MATEMATIS KONFLIK SELEKSI Perdebatan antara Inclusive Fitness (Hamilton) dan Multilevel Selection (Wilson) sering kali bersifat semantik karena secara matematis keduanya sering kali ekuivalen. Alat penyelesaian konflik ini adalah Persamaan Price (Price Equation). Persamaan ini mendeskripsikan perubahan frekuensi sifat (z) dalam populasi: Di mana: * \text{Cov}(w_i, z_i) merepresentasikan seleksi pada tingkat individu (atau gen). * \text{E}(w_i \Delta z_i) merepresentasikan faktor transmisi atau seleksi pada tingkat yang lebih rendah. Dalam kerangka Inclusive Fitness, kita mempartisi komponen kebugaran berdasarkan koefisien kekerabatan (r). Dalam Multilevel Selection, kita mempartisi kovarians ke dalam komponen "dalam grup" dan "antar grup". Studi teoritis menunjukkan bahwa jika dihitung dengan benar, kedua pendekatan ini menghasilkan prediksi perubahan frekuensi gen yang sama. Masalah muncul bukan pada matematikanya, melainkan pada kausalitas biologis: apakah perilaku muncul karena manfaat bagi kerabat (genetika) atau karena struktur kelompok meningkatkan kelangsungan hidup (ekologi)? STUDI KASUS EUSOSIALITAS: TERMITE VS HYMENOPTERA Tanggapan AI meminta studi kasus eusosialitas non-haplodiploid. Ini krusial karena The Selfish Gene sangat bergantung pada haplodiploidi (di mana saudara perempuan memiliki r=0.75) untuk menjelaskan altruisme pada semut dan lebah. Namun, teori ini tersandung pada ordo Isoptera (rayap) dan mamalia eusosial Heterocephalus glaber (tikus tanah telanjang). * Rayap adalah diploid (r=0.5 untuk saudara). Teori Hamilton murni kesulitan menjelaskan evolusi kasta sterilitas mereka hanya dengan koefisien kekerabatan, kecuali jika diasumsikan adanya inbreeding ekstrem yang siklis. * Pendekatan Multilevel Selection memberikan penjelasan yang lebih parsimoni melalui pertahanan benteng (fortress defense). Tekanan seleksi ekologis (predasi tinggi saat mencari makan di luar sarang) menciptakan seleksi kuat pada level koloni. Koloni yang memiliki pembagian kerja bertahan hidup, sementara individu soliter punah. Di sini, seleksi level grup menjadi driver utama evolusi, sementara tingginya r adalah konsekuensi dari struktur koloni, bukan penyebab tunggalnya. TAUTOLOGI DEFINISI: "GEN" SEBAGAI KONSEP OPERASIONAL Kritik mengenai tautologi ("gen adalah apa yang diseleksi") dapat diselesaikan dengan membedakan definisi Gen Mendelian (unit pewarisan abstrak) dengan Gen Molekuler (Open Reading Frame). Dalam biologi sistem modern, kita menggunakan definisi Transcriptional Unit. Masalah bagi Dawkins adalah fenomena Pliotropi (satu gen memengaruhi banyak sifat) dan Epistasis (interaksi antar gen). Jika Gen A hanya menguntungkan jika ada Gen B, maka unit seleksinya bukanlah Gen A sendirian, melainkan kompleks gen A+B. Ini mendukung pandangan bahwa genom berevolusi sebagai jejaring ko-adaptif, bukan sekadar kumpulan replikator independen yang egois. Fakta Biologi: Genomic Imprinting adalah fenomena di mana gen diekspresikan hanya dari satu alel induk (ayah atau ibu saja), melanggar aturan Mendel klasik. Ini sering dijelaskan melalui Kinship Theory of Genomic Imprinting, sebuah perpanjangan dari Selfish Gene: gen dari ayah cenderung mendorong pertumbuhan janin (menguras sumber daya ibu), sedangkan gen dari ibu cenderung membatasi pertumbuhan janin (untuk menghemat sumber daya bagi keturunan masa depan), menciptakan "perang tarik-tambang" molekuler dalam plasenta. Fakta Sejarah Biologi: Barbara McClintock menemukan elemen genetik transposabel (transposon) pada jagung di tahun 1940-an dan 1950-an, namun karyanya diabaikan selama bertahun-tahun karena bertentangan dengan pandangan bahwa genom adalah struktur yang statis dan stabil. Baru pada tahun 1983, setelah struktur molekuler transposon dikonfirmasi pada bakteri dan hewan, ia dianugerahi Hadiah Nobel. Temuannya adalah bukti awal bahwa genom bersifat dinamis dan "fluid". Sumber Referensi: * Gardner, A., et al. (2011). The genetical theory of kin selection. Journal of Evolutionary Biology, 24(5), 1020-1043. (Membahas ekuivalensi Price Equation). * Jablonka, E., & Raz, G. (2009). Transgenerational epigenetic inheritance: prevalence, mechanisms, and implications for the study of heredity and evolution. The Quarterly Review of Biology, 84(2), 131-176. * Nowak, M. A., et al. (2010). The evolution of eusociality. Nature, 466, 1057β1062. * Okasha, S. (2006). Evolution and the Levels of Selection. Oxford University Press.
Summary:
Please note that all contributions to freem are considered to be released under the Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 (see
Freem:Copyrights
for details). If you do not want your writing to be edited mercilessly and redistributed at will, then do not submit it here.
You are also promising us that you wrote this yourself, or copied it from a public domain or similar free resource.
Do not submit copyrighted work without permission!
Cancel
Editing help
(opens in new window)