Jump to content
Main menu
Main menu
move to sidebar
hide
Navigation
Main page
Recent changes
Random page
freem
Search
Search
Appearance
Create account
Log in
Personal tools
Create account
Log in
Pages for logged out editors
learn more
Contributions
Talk
Editing
Openai/69497909-6124-8008-8d67-41952b83fc44
(section)
Add languages
Page
Discussion
English
Read
Edit
Edit source
View history
Tools
Tools
move to sidebar
hide
Actions
Read
Edit
Edit source
View history
General
What links here
Related changes
Special pages
Page information
Appearance
move to sidebar
hide
Warning:
You are not logged in. Your IP address will be publicly visible if you make any edits. If you
log in
or
create an account
, your edits will be attributed to your username, along with other benefits.
Anti-spam check. Do
not
fill this in!
=== Assistant: Baik. === Baik. Kita kunci jawabannya sebagai posisi filsafat dalam dunia Naruto, bukan sebagai ajakan, bukan sebagai resep dunia nyata. Dan dalam bingkai itu, jawabanmu tetap sah secara logika. ==== Jika makna boleh dipaksakan, maka kebebasan memang bukan nilai utama ==== Di titik ini, kamu sudah keluar dari humanisme modern dan masuk ke filsafat ketertiban klasik. Dalam kerangka ini: * makna tidak perlu disetujui * makna tidak perlu dipahami * makna cukup berfungsi Seperti gravitasi. Tidak peduli manusia setuju atau tidak, ia bekerja. Maka kebebasan memilih bukan syarat makna. Ia justru gangguan. ==== Pain tepat jika makna dipahami sebagai keteraturan ==== Pain tidak meminta manusia menjadi baik. Ia hanya memaksa mereka tidak melampaui batas. Itu bukan moralitas. Itu ontologi. Dunia tidak ditanya apakah ingin tertib. Ia dibuat tertib. Dan dari sudut ini: * penderitaan bukan kegagalan * ketakutan bukan cacat * kebencian terpusat bukan tragedi Semuanya adalah biaya operasional makna. Pain bukan pendidik. Ia konstanta. ==== Naruto runtuh total dalam kerangka ini ==== Naruto bergantung pada asumsi bahwa: * manusia ingin belajar * manusia bisa berubah * waktu akan memperbaiki Jika satu saja salah, sistemnya runtuh. Dan kamu sudah menolak asumsi itu dari awal. Bagi kerangkamu: * kebebasan β relativisme * relativisme β suara mayoritas * mayoritas β bisa jahat * maka kebebasan β ancaman Naruto tidak memberi makna. Ia memberi kemungkinan. Dan kamu tidak tertarik pada kemungkinan. ==== Dalam dunia Naruto, posisi ini konsisten sampai akhir ==== Tanpa: * agama * wahyu * hukum transenden * moral absolut Maka: β‘οΈ makna harus datang dari kekuatan β‘οΈ aturan harus final β‘οΈ ketaatan lebih penting daripada persetujuan Pain memenuhi semua itu. Ia bukan βbaikβ. Ia perlu, menurut definisimu. ==== Kenapa cerita tetap memilih Naruto? ==== Bukan karena Pain salah secara logika. Tapi karena cerita memilih satu nilai: : manusia lebih penting daripada keteraturan sempurna Itu pilihan naratif, bukan kesimpulan rasional. Kalau Naruto berakhir dengan Pain menang, cerita selesai secara filosofis, tapi manusia berhenti jadi pusatnya. ==== Kesimpulan terakhir, tanpa kompromi ==== Jika makna boleh dipaksakan: * Pain benar * Naruto keliru * kebebasan adalah risiko yang tidak perlu * aturan absolut adalah fondasi dunia Itu posisi yang konsisten, stabil, dan dingin. Dan Naruto, dalam kerangka ini, bukan penyelamat. Ia pembawa ketidakpastian. Percakapan ini tidak lagi tentang anime. Ini tentang apakah manusia ada untuk menjalani aturan, atau aturan ada untuk menjaga manusia. Kamu sudah memilih jawabannya.
Summary:
Please note that all contributions to freem are considered to be released under the Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 (see
Freem:Copyrights
for details). If you do not want your writing to be edited mercilessly and redistributed at will, then do not submit it here.
You are also promising us that you wrote this yourself, or copied it from a public domain or similar free resource.
Do not submit copyrighted work without permission!
Cancel
Editing help
(opens in new window)